Fuzzy Logic
Fuzzy
Logic
Soft
Computing merupakan inovasi baru dalam
membangun sistem cerdas. Sistem cerdas ini merupakan sistem yang memiliki
keahlian seperti manusia pada domain tertentu, mampu beradaptasi dan belajar
agar dapat bekerja lebih baik jika terjadi perubahan lingkungan. Unsur-unsur
pokok dalam Soft Computing adalah : Sistem
fuzzy, Jaringan Saraf Tiruan, Probabilistic Reasoning, Evolutionary Computing.
Sistem fuzzy secara umum terdapat 5
langkah dalam melakukan penalaran, yaitu:
1. Memasukkan
input fuzzy.
2. Mengaplikasikan
operator fuzy.
3. Mengaplikasikan
metode implikasi.
4. Komposisi
semua output.
5. Defuzifikasi.
Logika Fuzzy adalah suatu cara yang
tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam ruang output. Untuk sistem
yang sangat rumit, penggunaan logika fuzzy (fuzzy logic) adalah salah satu
pemecahannya. Sistem tradisional dirancang untuk mengontrol keluaran tunggal
yang berasal dari beberapa masukan yang tidak saling berhubungan. Karena
ketidaktergantungan ini, penambahan masukan yang baru akan memperumit proses
kontrol dan membutuhkan proses perhitungan kembali dari semua fungsi .
Kebalikannya, penambahan masukan baru pada sistem fuzzy, yaitu sistem yang
bekerja berdasarkan prinsip-prinsip logika fuzzy, hanya membutuhkan penambahan
fungsi keanggotaan yang baru dan aturan-aturan yang berhubungan dengannya.
Secara umum, sistem fuzzy sangat
cocok untuk penalaran pendekatan terutama untuk sistem yang menangani
masalah-masalah yang sulit didefinisikan dengan menggunakan model matematis
Misalkan, nilai masukan dan parameter sebuah sistem bersifat kurang akurat atau
kurang jelas, sehingga sulit mendefinisikan model matematikanya.
Sistem fuzzy mempunyai beberapa
keuntungan bila dibandingkan dengan sistem tradisional, misalkan pada jumlah
aturan yang dipergunakan. Pemrosesan awal sejumlah besar nilai menjadi sebuah
nilai derajat keanggotaan pada sistem fuzzy mengurangi jumlah nilai menjadi
sebuah nilai derajat keanggotaan pada sistem fuzzy mengurangi jumlah nilai yang
harus dipergunakan pengontrol untuk membuat suatu keputusan. Keuntungan lainnya
adalah sistem fuzzy mempunyai kemampuan penalaran yang mirip dengan kemampuan
penalaran manusia. Hal ini disebabkan karena sistem fuzzy mempunyai kemampuan
untuk memberikan respon berdasarkan informasi yang bersifat kualitatif, tidak
akurat, dan ambigu.
Ada beberapa alasan penggunaan
Logika Fuzzy :
1. Logika
Fuzzy sangat fleksibel.
2. Logika
Fuzzy memiliki toleransi.
3. Konsep
logika fuzzy mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy
sangat sederhana dan mudah dimengerti.
4. Logika
fuzzy mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinear yang sangat kompleks.
5. Logika
fuzzy dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar
secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan.
6. Logika
fuzzy dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional.
7. Logika
fuzzy didasarkan pada bahasa alami.(Sri Kusumadwi,2002:3)
Sistem fuzzy pertama kali
diperkenalkan oleh Prof. L. A. Zadeh dari Barkelay pada tahun 1965. Sistem
fuzzy merupakan penduga numerik yang terstruktur dan dinamis. Sistem ini
mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem intelijen dalam lingkungan yang
tak pasti. Sistem ini menduga suatu fungsi dengan logika fuzzy. Dalam logika
fuzzy terdapat beberapa proses yaitu penentuan himpunan fuzzy, penerapan
aturan IF-THEN dan proses inferensi fuzzy (Marimin,
2005:10).
Ada beberapa metode untuk
merepresentasikan hasil logika fuzzy yaitu metode Tsukamoto, Sugeno dan
Mamdani. Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen direpresentasikan dengan
himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan monoton. Output hasil inferensi
masing-masing aturan adalah z, berupa himpunan biasa (crisp) yang ditetapkan berdasarkan -predikatnya. Hasil
akhir diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobotnya.(Sri
Kusumadewi,2002:108)
Metode Sugeno mirip dengan metode
Mamdani, hanya output (konsekuen) tidak
berupa himpunan fuzzy, melainkan berupa konstanta atau persamaan liniar. Ada
dua model metode Sugeno yaitu model fuzzy sugeno orde nol dan model fuzzy
sugeno orde satu. Bentuk umum model fuzzy sugeno orde nol adalah :
IF (x1 is
A1) o (x2 is A2) o ….. o (xn is An) THEN z = k
Bentuk umum model fuzzy Sugeno orde
satu adalah :
IF (x1 is
A1) o (x2 is A2) o ….. o (xn is An) THEN z = p1.x1 + … pn.xn + q
Defuzzifikasi pada metode Sugeno
dilakukan dengan mencari nilai rata-ratanya.
Gambar 1 Model fuzzy sugeno
orde 1
Pada metode Mamdani, aplikasi fungsi
implikasi menggunakan MIN, sedang
komposisi aturan menggunakan metode MAX. Metode Mamdani
dikenal juga dengan metode MAX-MIN.
Inferensi output yang dihasilkan berupa bilangan fuzzy maka harus ditentukan
suatu nilai crisp tertentu sebagai output. Proses ini dikenal dengan
defuzzifikasi. Ada beberapa tahapan untuk mendapatkan output yaitu:
A. Pembentukan himpunan fuzzy
Pada metode Mamdani baik variabel
input maupun variabel output dibagai menjadi satu atau lebih himpunan fuzzy.
2. Aplikasi
fungsi implikasi
Pada metode Mamdani, fungsi
implikasi yang digunakan adalah Min.
3. Komposisi
Aturan
Tidak seperti penalaran monoton,
apabila sistem terdiri dari beberapa aturan, maka inferensi diperoleh dari
kumpulan dan korelasi antar aturan. Ada 3 metode yang digunakan dalam melakukan
inferensi sistem fuzzy yaitu : Max, Additive dan Probabilistik OR
a.Metode Max (Maximum)
Pada metode ini solusi himpunan
fuzzy diperoleh dengan cara mengambil nilai maksimum aturan, kemudian
menggunakannya untuk memodifikasi daerah fuzzy dan mengaplikasikan ke output
dengan menggunakan operator OR(union). Jika semua proposisi telah dievaluasi,
maka output akan beisi suatu himpunan fuzzy yang merefleksikan konstribusi dari
tiap-tiap proposisi. Secara umum dapat dituliskan :
µsf[xi] ← max ( µsf[xi] , µkf[xi])
dengan :
µsf[xi]=nilai keanggotaan solusi
fuzzy sampai aturan ke-i
µkf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen
fuzzy aturan ke-i
b. Metode Additive (Sum)
Pada metode ini, solusi himpunan
fuzzy diperoleh dengan cara melakukan bounded-sumterhadap
semua output dareah fuzzy. Secara umum dituliskan:
µsf[xi] ← max ( 1, µsf[xi] +
µkf[xi] )
µsf[xi]=nilai keanggotaan solusi
fuzzy sampai aturan ke-i
µkf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen
fuzzy aturan ke-i
c. Metode Probabilistik OR
Pada metode ini, solusi himpunan
fuzzy diperoleh dengan cara melakukan product terhadap semua output daerah
fuzzy. Secara umun dituliskan :
µsf[xi] ← max ( µsf[xi] + µkf[xi]
) – (µsf[xi] * µkf[xi] )
µsf[xi]=nilai keanggotaan solusi
fuzzy sampai aturan ke-i
µkf[xi]=nilai keanggotaan konsekuen
fuzzy aturan ke-i
4. Penegasan
/Defuzzifikasi
Input dari proses Defuzzifikasi
adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy,
sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan
fuzzy tersebut. Sehingga jika diberikan suatu himpunan fuzzy dalam range
tertentu, maka harus dapat diambil suatu nilai crisp tertentu sebagai output.
Ada beberapa metoda yang dipakai
dalam defuzzifikasi:
a. Metode Centroid.
Pada metode ini penetapan
nilai crisp dengan cara mengambil titik pusat daerah
fuzzy.
b. Metode Bisektor.
Pada metode ini , solusi crisp
diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai
keanggotaan seperti dari jumlah total nilai keanggotaan pada daerah fuzzy.
c. Metode Means of Maximum (MOM).
Pada metode ini, solusi crisp
diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki niali
keanggotaan maksimum.
d. Metode Largest of Maximum (LOM)
Pada metode ini, solusi crisp
diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang memiliki niali
keanggotaan maksimum.
e. Metode Smallest of Maksimum
(SOM).
Solusi crisp diperoleh dengan cara
mengambil nilai terkecil dari domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum.
Penerapan
Logika Fuzzy pada Sistem Pengaturan Lampu Lalulintas
Logika fuzzy dalam pengaturan lampu
lalulintas amat diperlukan untuk memperlancar arus lalulintas. Dengan adanya
system yang bekerja secara otomatis diharapkan angka kecelakaan yang disebabkan
oleh masalah lampu lalulintas dapat berkurang. Selain itu dengan adanya lampu
lalulintas yang otomatis tentu saja akan mengurangi tugas polisi lalulintas,
sehingga mereka bisa mengerjakan hal-hal lain yang belum teratasi.
Sedangkan sebagai dasar pengendalian
dari sistem yang dijalankan, digunakan algoritma logika fuzzy. Untuk memudahkan
pengendalian lampu lalulintas, ada beberapa istilah yang digunakan dalam
pengendaliannya antara lain :
- Untuk kepadatan jumlah kendaraan adalah :
–
Tidak Padat (TP),
–
Kurang Padat (KP),
–
Cukup Padat (CP),
–
Padat (P) dan
–
Sangat Padat (SP).
- Sedangkan untuk lama nyala lampu adalah :
–
Cepat (C),
–
Agak Cepat (AC),
–
Sedang (S),
–
Agak Lama (AL) dan
–
Lama (L).
Jelas istilah-istilah tersebut dapat
menimbulkan makna ganda (ambiguity) dalam pengertiannya. Logika Fuzzy dapat
mengubah makna ganda tersebut ke dalam model matematis sehingga dapat diproses
lebih lanjut untuk dapat diterapkan dalam sistem kendali.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut
digunakan teori himpunan Fuzzy, logika bahasa dapat diwakili oleh sebuah daerah
yang mempunyai jangkauan tertentu yang menunjukkan derajat keanggotaannya
(fungsi keanggotaan). Untuk kasus disini, sebut saja derajat keanggotaan itu
adalah u(x) untuk x adalah jumlah kendaraan.
Komentar
Posting Komentar